Kamis, 24 Oktober 2013
Selasa, 22 Oktober 2013
flashback of the country's independence heroes Indonesia (Minahasa).."
Dua
foto lima PERINTIS INDONESIA
Tiga PERINTIS INDONESIA (Foto IPPHOS, editing Romy Nonutu, Terima kasih)
Kiri,
BUNG KARNO,: PERINTIS KEMERDEKAAN INDONESIA, Pendiri Republik Indonesia.
Tengah,
“NYONG” UMBAS, Kanan, ALEX MENDUR: PERINTIS INFOGRAFIS INDONESIA, Pendiri
IPPHOS (Indonesian Press & Photo Service).
Kiri,
Mr ALEX A. MARAMIS, PERINTIS PERBANKAN, Menteri Keuangan Pertama Republik
Indonesia.
Kanan,
DR. G.S.S.J. RATU LANGIE, PERINTIS PERS INDONESIA
SALUT
dan TERIMA KASIH untuk KREATIFITAS mereka !!
Kisah Heroik Keberanian Orang Minahasa Melawan Kompani Belanda,,"
PERANG TONDANO: Kisah Heroik Keberanian Orang Minahasa
Melawan Kompani Belanda
8 Mei 2010
pukul 13:43
Oleh:
Albert WS Kusen
I.
Introduksi
Kisah
Heroik Keberanian Orang Minahasa Melawan Kompani Belanda, puncaknya pada
tanggal 5 Agustus 1809, selain dipenuhi asap mesiu, bau anyir darah dan daging
bakar, juga seluruh kawasan danau dan sungai bagaikan permadani
diselimuti darah (Moraya).
Sesungguhnya
kisah heroik tersebut bukanlah kisah baru yang sekarang ini ditulis atau
dibicarakan oleh kalangan tertentu. Akan tetapi, berdasarkan referensi
kepustakaan, catatan-catatan, dan surat-surat atau dokumen sejarah bangsa
Eropa, terutama Belanda, banyak kita jumpai bukti-bukti sejarahnya. Meskipun
demikian, kisah perlawanan orang Minahasa terhadap kompani Belanda, bagaimana
pun juga merupakan kenyataan sejarah yang tidak boleh dilupakan atau
dipinggirkan sebagai bagian dari sejarah bangsa/nasional kita.
Ada
tujuh penulis lokal (Minahasa) yang mengekspresikan rasa kepeduliannya
ketika mereka mengungkapkan makna sejarah Perang Tondano, yakni: 1) H.M. Taulu
(1961), 2) Giroth Wuntu (1963), 3) Frans Watuseke (1968), 4) Eddy Mambu, SH
(1986), 5) Drs. Jootje Sendoh (Materi Lokakarya/1985), 6) Sam A.H Umboh
(Skripsi/1985), dan 7) Bert Supit (1991). Sebagai tulisan yang bernilai sejarah
perjuangan, patutlah diberikan apresiasi terhadap ke tujuh penulis tersebut.
Menyimak
hasil penulisan ke tujuh penulis tersebut, dalam mengungkapkan makna latar
belakang terjadinya perang, secara umum memiliki pandangan yang sama.
Bagi mereka, Perang Tondano masih tetap merupakan suatu riwayat peperangan yang
gagah berani, paling lama (1961-1809), dan utama, melebih dari kisah-kisah
heroik lainnya yang pernah dialami oleh orang Minahasa, seperti perang dengan
perompak-perompak Mindanao, Kerajaan Bolaang Mongondow, atau perang antara
Minahasa-Spanyol (pasukan Spanyol berhasil dipukul mundur – lari ke Mindanao
Filipina alias kalah).
Langganan:
Postingan (Atom)